Satelit Finlandia Berhasil Menangkap Aktivitas Gunung Anak Krakatau Pasca Tsunami Selat Sunda

share on:

UPDATEINDONESIA.COM- Sebuah gambar  dari radar Satelit Finlandia “ICEYE-X2” yang bakal menjadi bagian dari orbit jaringan sensor terbesar menunjukkan potret terbaru dari Gunung Anak Krakatau mengenai tragedi yang menyebabkan Tsunami Selat Sunda (22/12).

Gambar tersebut menunjukkan gunung Anak Krakatau terus berevolusi dan ketinggiannya semakin berkurang dari ketinggian aslinya. Sebelumnya gunung Anak Krakatau memiliki ketinggian 340 meter, kini berkurang menjadi 110 meter akibat tragedi tsunami Selat Sunda yang menelan lebih dari 400 korban jiwa di sepanjang Jawa dan Sumatra itu.

Tak hanya itu, erupsi gunung Anak Krakatau tertangkap telah membentuk struktur baru dari sisa yang ada. “Gambar ini menunjukkan gunung itu berada dalam fase pembangunan, dengan kawah tidak lagi terhubung ke laut seperti dalam gambar dari sekitar seminggu yang lalu,” kata Dr Andy Hopper dari Universitas Leeds, Inggris seperti dikutip dari laman BBC News (12/1/2019).

Hopper mengatakan, para ilmuwan sangat bergantung pada satelit radar untuk mengontrol kondisi hari-hari gunung Anak Krakatau setelah keruntuhan, dan mencoba memahami apa yang terjadi.

“Radar tersebut mampu mendeteksi kondisi siang atau malam, dan bahkan dengan menembus awan tebal,” papar Hopper.

Para peneliti beruntung, sebuah platform Sentinel Uni Eropa lewat hanya beberapa jam setelah kegiatan.Tetapi, pengamatan semacam itu tidak selalu tepat waktu.

Diketahui ICEYE yang berbasis di Helsinki ini diharapkan mampu memperbaiki segala kemungkinan yang terjadi dengan memasang konstelasi satelit radar kecil. ICEYE-X2 adalah satelit ruang angkasa kedua yang diluncurkan dan dalam lima hingga delapan lainnya akan ikut naik tahun ini. Semua platform ini seukuran koper, jauh lebih kecil dari sensor radar tradisional yang ditempatkan di orbit.

Gambar di bagian atas halaman ini dipotong dan dikompresi, tetapi data asli menghasilkan resolusi 3m x 3m (fitur yang lebih besar dari ini di tanah dapat dilihat). ICEYE ingin memasangkan visi kuat ini dengan resolusi temporal tinggi, yang berarti satu titik di permukaan bumi dapat disurvei beberapa kali sehari. Sebuah konstelasi dari 30 platform in-orbit yang dapat mengamati lokasi lintang tengah, seperti London atau Paris, dalam sekitar 15 kali sehari.

Indonesia sendiri dikabarkan akan menggandakan anggaran lebih untuk bantuan bencana, tahun mematikan akibat bencana alam dalam satu dekade ini. Selain tragedi pada 22 Desember, gempa bumi dan tsunami Palu juga menelan korban lebih dari 2.000 orang pada bulan September.

Kementerian Keuangan Indonesia mengatakan $750 juta atau sekitar Rp.10,5 triliun akan dicadangkan untuk penanganan segera pasca bencana, sedangkan $350 juta atau Rp. 4,9 triliun lainnya akan dicadangkan untuk upaya rekonstruksi. (*)