UPDATEINDONESIA.COM- Ketua International Women’s Peace Group (IWPG), Hyun Sook Yoon mengingatkan bahwa penetapan 24 Januari sebagai Hari Perdamaian Nasional harus memainkan peran penting dalam menyebarkan dan membangun perdamaian di Filipina.
Hal itu dia utarakan saat berpidato di acara ‘Philippine National Peace Conference’ yang pertama di Philippines International Convention Center (PICC). Menurutnya, perdamaian tidak dibuat oleh orang lain, melainkan melalui upaya para pemimpin perempuan yang berpengaruh.
"Kami menginginkan suara para pemimpin perempuan dunia untuk mendukung Hari Perdamaian Nasional dan Deklarasi Perdamaian dan penghentian perang atau declaration of peace and the cessation of war (DPCW)," demikian bunyi siaran pers IWPG kepada updateindonesia.com Jumat (3/2/2023).
Hari Perdamaian Nasional digagas untuk memperingati berakhirnya perang 40 tahun antara pemerintah Filipina dan rakyat Moro di Mindanao yang menyebabkan 120.000 orang tewas. Sejak perjanjian perdamaian ditandatangani pada Januari 2014, IWPG telah mendirikan lima cabang organisasi sayap di Filipina.
Lima cabang tersebut berada di Manilla, Maguindanao, del Norte, Pasig, Quezon. Selain itu IWPG juga telah melakukan berbagai kegiatan seperti pelatihan kepemimpinan perdamaian perempuan. dan telah menunjuk Duta Publisitas IWPG di Filipina pada September lalu. Monumen kegiatan perdamaian IWPG yang pertama didirikan di daerah Davao de Oro.
"Melalui acara ini, Filipina mampu menyusun peta jalan persatuan nasional berdasarkan perdamaian melalui debat dengan para pemimpin dari berbagai bidang dan latar belakang. IWPG percaya bahwa ini akan menjadi awal langkah Filipina untuk menjadi negara yang memimpin perdamaian di seluruh dunia," tegas Ketua IWPG.
International Women's Peace Group (IWPG) merupakan organisasi perdamaian internasional yang memiliki status konsultatif spesial di Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (UN ECOSOC). IWPG bekerja dengan hati nurani seorang ibu untuk mencapai perdamaian yang melampaui kebangsaan, etnis, dan agama.
Presiden Dewan Perempuan Lokal Federasi Filipina, Myrna Yao menekankan bahwa perempuan di Filipina harus menikmati kebebasan melalui kegiatan ekonomi. Bukan hanya sebagai pekerjaan rumah tangga, melainkan mereka harus keluar dan bertindak sebagai anggota masyarakat.
"Perempuan di Filipina harus memeiliki kebebasan berpendapat," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Bulacan State University, Cecilia Gascon dalam pidatonya mengatakan, pendidikan perdamaian yang berkelanjutan diperlukan untuk menjamin masa depan anak-anak di Filipina.
"Anak-anak harus mengenyam pendidikan. Sehingga perdamaian yang dimulai lingkup keluarga harus menyebar ke masyarakat dan negara," lanjutnya.
Karena itu, perdamaian dan ekonomi saling berkaitan, dan Filipina tidak ketinggalan dalam hal indeks perdamaian di Asia. Dari segi PDB, negara-negara yang damai juga menopang PDB mereka. (*)