Pariwisata Berbasis Masyarakat Kunci Sukses Pembangunan Bontang Yang Berkarakter

share on:
Src, instagram.com/pesonabontangkuala

Bontang, sebuah kota yang terletak di timur Kalimantan, tengah bertransformasi menjadi destinasi pariwisata yang menjanjikan. Dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata sebagai penggerak utama perekonomian lokal, pemerintah bersama komunitas setempat telah mengadopsi pendekatan Community Based Tourism (CBT) atau Pariwisata Berbasis Masyarakat sebagai fondasi strategi pembangunan mereka.


"Dengan semangat "Energy of Bontang," sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak diharapkan akan memberikan dorongan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pariwisata yang berkelanjutan," demikian pernyataan Ketua DPC Masata Bontang, Eko Satrya.


Eko berpendapat bahwa pariwisata memiliki potensi besar sebagai sektor utama dalam meningkatkan pendapatan daerah, dan Kota Bontang bukanlah pengecualian. Namun, pembangunan pariwisata yang berkelanjutan tidak hanya mengandalkan infrastruktur fisik semata. Ini harus melibatkan penuh peran serta dan pemahaman masyarakat setempat. 


"Itulah sebabnya konsep Community Based Tourism diadopsi, di mana sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, komunitas pariwisata, kelompok sadar wisata, dan unsur Pentahelix serta Stakeholder adalah kunci utamanya," lanjutnya. 


Sebab itu, dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, terdapat beberapa faktor penting yang mesti menjadi perhatian. Seperti aksesibilitas dan daya tarik destinasi yang harus dioptimalkan. Ini termasuk perbaikan infrastruktur, pemasaran yang efektif, dan pemeliharaan lingkungan yang asri. 


"Pendekatan CBT bertujuan untuk mencapai manfaat ganda: peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan pelestarian lingkungan sebagai tempat tinggal yang bersih, sehat, dan humanis," beber Eko Satriya. 


Pemberdayaan masyarakat adalah inti dari konsep CBT. Bukan hanya tentang menciptakan destinasi yang menarik bagi wisatawan tetapi juga tentang mengubah cara masyarakat melihat peran mereka dalam pengembangan sektor pariwisata. Partisipasi dan dukungan aktif masyarakat setempat adalah kunci keberhasilan. 


"Masyarakat tidak boleh dijadikan penonton, melainkan harus dilibatkan sebagai penggerak utama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan," ucapanya. 


Industri pariwisata Kota Bontang akan terus berkembang jika didukung oleh masyarakat yang memiliki visi yang sama tentang pariwisata berkelanjutan. Oleh karena itu, kolaborasi dan komunikasi yang kuat antara semua pemangku kepentingan adalah suatu keharusan. Ini akan membantu mempromosikan citra positif daerah ini dan menjadikannya tujuan yang menarik bagi pengunjung.


"Dalam konsep pariwisata berkelanjutan, integrasi adalah kunci utama. Semua komponen, baik subjek, manusia, alam, budaya, maupun masyarakat sebagai pelaku harus bekerja bersama demi mencapai tujuan bersama, yaitu mengangkat Kota Bontang sebagai destinasi pariwisata yang berkelanjutan dan mempesona," sambungnya.


Lewat semangat "Energy of Bontang" dan upaya sinergis serta kolaboratif, Kota Bontang berpotensi menjadi tujuan wisata unggulan yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.


"Ini adalah langkah yang benar dalam membangun masa depan pariwisata yang berkelanjutan di Kota Bontang," pungkasnya. (*)