Kualitas SDM Bone Masih Buruk, Pakar Sebut Data BPS Jadi Alarm Pemkab

Bupati Bone Andi Asman Sulaiman, didampingi Wakil Bupati Andi Akmal Pasluddin,meresmikan Sekolah Rakyat Terintegrasi, Senin (2992025).

UPDATEINDONESIA.COM - Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) BPS 2025 menempatkan Kabupaten Bone di posisi kedua dari terakhir di Sulawesi Selatan, dengan skor 71,63, hanya lebih tinggi dari Jeneponto. 

Posisi ini mencerminkan rendahnya rata-rata lama sekolah, kualitas kesehatan, pengetahuan, dan standar hidup masyarakat di wilayah tersebut.

Sebaliknya, daerah seperti Makassar, Palopo, Parepare, dan Luwu Timur memiliki skor jauh lebih tinggi, menunjukkan ketimpangan pembangunan antarwilayah cukup tajam. 

Pengamat sosial dari Universitas Bosowa, Dr. Ali Anas, menegaskan bahwa data BPS adalah sumber resmi yang tidak bisa diabaikan. 

“Hasil rilis BPS ini tidak bisa diabaikan karena merupakan data resmi negara,” ujar Ali Anas, Rabu (19/11/2025).

Menurutnya, kondisi ini seharusnya menjadi peringatan bagi pemerintah daerah untuk memperkuat sektor pendidikan, kesehatan, serta meningkatkan akses dan kualitas hidup masyarakat.

Ali Anas menyoroti tiga indikator utama IPM yang membutuhkan perhatian serius: kesehatan, pendidikan, dan standar ekonomi, termasuk daya beli masyarakat. Menurutnya, ketiga aspek ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah daerah melalui OPD terkait.

Ia menekankan pentingnya analisis kebijakan yang tepat dan berbasis data. Kebijakan yang kurang efektif biasanya muncul karena pendekatan analisis yang tidak detail dan implementasinya lemah.

Selain itu, Ali Anas menekankan peningkatan daya beli masyarakat terkait erat dengan penguatan rantai ekonomi lokal. Model kolaborasi pentahelix perlu diperkuat, melibatkan perguruan tinggi, investor, dan pemangku kepentingan lainnya. 

Perguruan tinggi dapat berperan melalui riset kebijakan, sementara investor diharapkan menyerap tenaga kerja lokal. Ali Anas juga menyoroti besarnya jumlah pemuda di Bone yang membutuhkan kebijakan strategis untuk membuka lapangan kerja.

“Energi pemuda harus diarahkan ke hal positif untuk mencegah masalah sosial. Sektor pendidikan juga perlu dibenahi agar membangun pola pikir masyarakat yang lebih produktif dan berdaya,” tandasnya. (Im)