UPDATEINDONESIA.COM - Pemerintah Kota Bontang kembali melaksanakan Operasi Timbang secara serentak tahap kedua di 15 Posyandu, Selasa (4/11/2025). Kegiatan yang berlangsung selama lima hari kedepan dengan tujuan memperbarui data pertumbuhan balita sekaligus mendeteksi dini kasus stunting baru di seluruh wilayah kota.
Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menjelaskan bahwa sasaran utama kegiatan ini adalah anak usia 0-2 tahun. Menurutnya, kelompok usia tersebut berada dalam masa emas pertumbuhan sehingga perlu dipantau secara berkala agar potensi stunting dapat dicegah sedini mungkin.
BACA JUGA : Delegasi Korea Selatan ke Bontang, Bahas Skema Project Pengolahan Sampah Jadi Energi
“Supaya ketika muncul stunting baru, kita bisa segera evaluasi,” ujar Neni.
Ia menegaskan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari Operasi Timbang tahap pertama yang digelar pada Mei 2025 lalu. Saat itu, petugas Posyandu berhasil menjangkau sekitar 10 ribu balita di seluruh wilayah Bontang. Berdasarkan hasil pemantauan, angka kasus stunting menurun menjadi 1.219 anak, atau setara 17,4 persen, yang disebut sebagai penurunan tertinggi di Kalimantan Timur.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan capaian tersebut, Pemkot Bontang turut menjalankan Program Pemenuhan Makanan Tambahan (PMT) bagi balita yang terindikasi berisiko stunting. Program ini berjalan beriringan dengan kegiatan Posyandu dan melibatkan kader di tingkat kelurahan.
BACA JUGA : TPA Bontang Lestari Akan Jadi Lokasi Proyek Pengelolaan Sampah Modern
“Metode jemput bola tetap kami terapkan agar semua balita bisa terdata tepat waktu. Petugas datang langsung, menimbang, mengukur, dan mencatat seluruh data pertumbuhan anak,” jelas Neni.
Langkah ini, lanjutnya, diharapkan dapat menghasilkan basis data yang lebih akurat. Pasalnya, data yang diperoleh dari kegiatan lapangan seringkali berbeda dengan data nasional. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, angka stunting di Bontang masih berada di kisaran 20 persen.
Neni berharap, melalui pelaksanaan Operasi Timbang kali ini, seluruh 10 ribu balita sasaran dapat terdata secara menyeluruh. Dengan begitu, data milik Pemkot dan BPS bisa tersinkronisasi untuk menghasilkan perhitungan prevalensi stunting yang sama.
BACA JUGA : Pemkot Bontang Jalin Kemitraan Pengelolaan Sampah dengan Jeju dan KOICA
“Makanya saya minta BPS ikut memantau dan menghitung jumlah persentase stunting, supaya data Pemkot dan BPS bisa sama,” tegasnya.
Selain pendataan dan pengukuran, pemerintah juga menyiapkan evaluasi lanjutan terhadap balita yang teridentifikasi mengalami gangguan pertumbuhan. Balita tersebut akan mendapatkan pendampingan gizi, edukasi bagi orang tua, dan rujukan kesehatan sesuai kebutuhan.
Melalui rangkaian program ini, Pemkot Bontang berkomitmen memperkuat sistem pemantauan tumbuh kembang anak dan mempercepat penurunan stunting menuju target nasional 14 persen pada 2025.
“Kita ingin tidak ada lagi anak Bontang yang tertinggal pertumbuhannya. Semua harus tumbuh sehat, kuat, dan cerdas,” tutup Neni. (adv/ipl)

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyapa anak balita dalam program timbang gratis untuk mencegah stunting, Selasa (4/11/2025)