UPDATEINDONESIA.COM - Pelatihan Baitul Arqam bagi pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Bontang dan Kabupaten Kutai Timur tahun ini terasa lebih istimewa. Selain menjadi agenda kaderisasi penting, kegiatan ini juga menjadi momen langka yang mempertemukan dua kepala daerah, yakni Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman dan Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni.
Pertemuan dua pemimpin daerah ini menjadi perhatian publik, mengingat Bontang dan Kutai Timur sebelumnya sempat bersengketa soal status Kampung Sidrap hingga ke Mahkamah Konstitusi. Namun, di arena keagamaan dan pendidikan ini, keduanya hadir dengan semangat kebersamaan dan silaturahmi.
Wali Kota Neni Moerniaeni menilai kehadiran pimpinan dari dua kepala daerah tersebut menjadi simbol penting persatuan dan upaya bersama memperkuat peran organisasi masyarakat dalam pembangunan daerah.
Ia mengenang perjalanan panjang kariernya. Ia menceritakan bahwa dirinya merupakan dokter kandungan perempuan pertama di Kalimantan Timur dan pernah mengabdikan diri di Rumah Sakit Aisyiyah Samarinda.
BACA JUGA : Wali Kota Lepas Kontingen PGRI Bontang Menuju PORSENIJAR Kaltim 2025
“Kisah ini saya hubungkan dengan pentingnya peningkatan kualitas SDM perempuan dan tenaga kesehatan, yang telah lama menjadi bagian dari perjuangan Aisyiyah dan Muhammadiyah,” ujar Neni saat membuka acara ini di Gedung Dakwah Muhammadiyah Bontang, Jumat (14/11/2025).
Pengalaman tersebut membentuk komitmen Neni untuk terus mendukung pengembangan sumber daya manusia dan layanan kesehatan, khususnya bagi perempuan.
Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah merupakan kekuatan besar yang telah memberikan kontribusi bagi bangsa melalui ribuan sekolah, ratusan perguruan tinggi, hingga layanan kesehatan yang tersebar di seluruh negeri.
“Pemkot Bontang berkomitmen untuk terus bersinergi dan mendukung setiap upaya penguatan pendidikan dan dakwah,” tegas Neni.
BACA JUGA : DPR RI Soroti Lemahnya Transparansi Dana PI 10 Persen Migas di Kaltim
Meski Pemkot Bontang menghadapi tantangan berupa penurunan anggaran pada 2026, Neni tetap mengajak Muhammadiyah dan Aisyiyah untuk optimis serta memperkuat kolaborasi, terutama dalam pendidikan dan pengembangan SDM.
Neni menilai sinergi antara pemerintah daerah dan persyarikatan dinilai sangat penting untuk memastikan kualitas layanan tetap terjaga, meski kondisi fiskal mengalami tekanan.
Dalam kesempatan itu, Neni juga menegaskan kesiapan Pemerintah Kota Bontang mendukung pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Kalimantan Timur 2027, yang akan digelar di Kota Bontang.
Pelatihan Baitul Arqam sendiri menjadi agenda penting kaderisasi Muhammadiyah dan Aisyiyah. Kegiatan ini bertujuan meneguhkan ideologi, memperkuat integritas, dan mengokohkan kepemimpinan para pimpinan persyarikatan agar semakin adaptif menghadapi tantangan di era disrupsi. (adv/ipl)

Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni (gamis hitam) berdampingan dengan Bupati Kutai Timur Ardiansyah (kemeja putih) di hajatan Muhammadiyah